www.beritamonitor.com

www.beritamonitor.com

Sabtu, 31 Mei 2014

Disekap Penyalur TKI, Wanita Asal Sulawesi Korban Trafficking

Amora
BUSER/SUNGGAL, Susahnya mencari pekerjaan membuat Amora (35) warga Kampung Pantai Selayar, Desa Bonsolu, Kacamatan Bonsolu Provinsi Sulawesi Selatan, harus pergi berlayar ke Negri sembrang. Tanpa memiliki pengalaman dan uang, hanya bermodalkan nekad, Amora terus mencari pekerjaan, akibatrnya Amora bukan mendapat pekerjaan, melainkan disekap dan disiksa oleh seorang penyalur tenaga kerja, bahkan dirinya juga nyaris menjadi korban perkosaan yang dilakukan penarik betor.  


Setelah dua hari berjalan kaki dan berkeliling di seputaran Medan, akhirnya Amora (35) tiba di Medan, dengan raut wajah penuh kesedihan, Amora pun mendatangi Polsek Sunggal untuk meminta bantuan kepada pihak kepolisian. Kepada  petugas, Amora mengaku disekap oleh Jum yang merupakan penyalur tenaga kerja Asal Aceh.

Dikisahkannya, perkenalan Amora dengan Jum berawal saat dirinya masih bekerja sebagai Tenaga Kerja Indionesia (TKI) di Malaysia, setahun yang lalu. "Dulu kami sama-sama di Malaysia, Asrama dia sama saya dekat,"ujarnya. Singkatnya, saat itu, masa kerja atau kontrak Aroma pun habis. Karna dirinya masih memerlukan pekerjaan akhirnya Aroma pun mendatangi Jum di Asrama tempatnya tinggal dengan niat mencarikan pekerjaan kepadanya.
"Karna aku dengan dia bisa masukkan orang kerja, makanya aku minta kerjaan sama dia,"terangnya. Kedatangan Aroma langsung disambut baik oleh Jum, selanjutnya Jum pun menawarkan korban untuk bekerja di Philipina sebgai buruh pabrik elektronik dengan penghasilan 5 juta perbulan. Mendengar tawaran ini, tanpa pikir panjang lagi, korban langsung menerima tawaran tersebut dengan syarat dirinya harus membayar uang administrasi sebesar Rp 1,5 juta. Lagi-lagi korban pun menyetujui persyaratan yang diberikan Jum.
Akhirnya, awal bulan Mei 2014  lalu, korban bersama Jum berangkat ke kota Aceh. Disana korban tempatkan Jum disebuah rumah tanpa ada penghuni lainnya. Korban mengaku selama 2 minggu, korban hanya diberi makan sehari sekali, bahkan korban juga kerap mendapat penyiksaan,"disana aku jarang dikasih makan, terus aku juga sering dimarahi dan dipukulinya,"terang Amora sembari mengatakan di rumah itu korban dijaga oleh 2 orang pemuda berbadan tegap.
Beruntung, korban berhasil melarikan diri dari penyekapan tersebut. Dengan menumpangi truk, Kamis (29/5) malam, korban pun tiba di kota Medan tepatnya di Jalan TB Simatupang, dekat terminal Pinang Baris. (neny)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GENERASI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger