salah satu pengungsi terlihat membawa hewan ternaknya (istimewa) |
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika akan tetap berusaha memastikan warga Tanah Karo yang menjadi korban erupsi Sinabung di luar radius 5 km sudah kembali kekampung halamannya. Namun sebelum menempati kampung halamannya 1 minggu ke depan terlebih dahulu melakukan gotong royong unyuk memberisihkan kampung halaman mereka masing-masing hingga bersih dari abu vulkanik yang disemburkan Gunung Sinabung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan memfasilitasi Warga yang ingin pulang ke kampung halamannya. Bahkan dari pihak kepolsian, TNI,PMI dan Basarnas akan membantu membersihkan kampung halaman yang terkena erupsi Sinabung.
Seperti yang dikatakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humams Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Kepada wartawan Buser Sumut, Rabu (12/2) sore, pemulangan pengungsi korban letusan Gunung Sinabung akan dilakukan secara bertahap, khususnya bagi mereka yang berasal dari 17 desa di luar radius 5 Km dari kawah Sinabung.
Pengungsi yang berasal dari 15 Desa dan 2 Dusun yang terletak di zona berbahaya masih dilarang pulang diantaranya Desa Mardinding, Perbaji, Selandi, Sukameriah, Gurukinayan, Gamber, Berastepu, Bekerah, Simacem, Sukanalu, Kutatonggal, Sigarang-garang, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Kuta Tengah, Dusun Sibintun dan Dusun Laukawar.
“Warga 15 desa dan 2 dusun yang berada di zona berbahaya ini masih dilarang pulang,”ungkap Sutopo.
Pun begitu, ada beberapa warga yang masih takut pulang walaupun Desa mereka berada di luar radius 5 KM dari Zona bahaya Sinabung. Mereka lebih memilih bertahan di pengungsian dengan alasan mereka masih takut karna saat ini lagi musim kemarau.
“Kalau kami balik, kami juga tidak bisa berbuat apa-apa, semua lahan kami mati dan masih berdebu. Apa lagi ini musim kemarau. Kami takut sewaktu-waktu Sinabung meletus lagi,"kata warga Desa Cimbang (Bukit Tinggi).
Pemulangan ini juga membuat tanda tanya kepada warga, sebab mereka menilai, pemerintah belum memastikan program berobat bagi korban erupsi yang pulang ke kampung halaman mereka.
"Kampung kami sekarang ditutupi dengan debu, jika kami mengalami sakit, apakah ini sudah ada dalam program mereka. Kami tidak mau ketika kami sakit mereka lepas tanggung jawab begitu saja,"kata S Sitepu yang tinggal di Desa Ujung Payung.(Rudi Ginting)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar